Jumat, 16 Maret 2012

GEOGRAFI KELAS XII

RESUME MATERI GEOGRAFI KELAS XII BAB 1 GAMBAR PERMUKAAN BUMI I. BAGIAN 1 1. Ada 3 wujud atau bentuk dari simbol pada peta, yaitu : a. Simbol titik digunakan untuk menggambarkan kenampakan yang sempit dan dalam peta kenampakan tersebut terlalu kecil, misalnya ibu kota, bandara dan puncak sebuah gunung. b. Simbol garis digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang memanjang, misalnya sungai, jalan dan rel kereta api. c. Simbol wilayah atau area digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang meluas atau mempunyai luasan, misalnya danau, hutan dan sawah. 2. Macam-macam skala peta meliputi skala numerik atau angka, skala verbal, dan skala grafis. a. Skala numerik yakni skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan. Contoh : skala 1 : 50.000 atau skala 1 / 50.000. b. Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat. Contoh : satu centimeter berbanding 5 km. c. Skala grafis yakni skala yang dinyatakan dengan garis lurus yang terbagi dalam beberapa bagian yang sama besar. Tiap-tiap bagian menunjukkan perbandingan jarak tertentu antara peta dan jarak sebenarnya di lapangan. Contoh : 0 1 2 cm 0 10 20 km 3. Faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri adalah bahan baku yang digunakan, sumber tenaga/energi, pasar, tenaga kerja dan biaya angkutan, modal, teknologi, peraturan dan lingkungan. a. Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam berproduksi pada industri. b. Sumber tenaga/energi yang dimaksud adalah sumber tenaga/energi yang digunakan dalam berproduksi yang dapat berupa tenaga hewan, tenaga angin, tenaga air, tenaga listrik, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga uap, minyak bumi dan batubara. c. Pasar yang dimaksud adalah keberadaan konsumen atau orang yang akan memanfaatkan hasil industri. d. Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga manusia yang dipergunakan dalam berproduksi. Hal ini berkaitan dengan biaya tenaga kerja dengan kualifikasi dan tingkat ketrampilan tertentu. e. Biaya angkut termasuk merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku di dalamnya berkaitan dengan kemudahan mendatangkan bahan baku ke lokasi industri dan biaya pengangkutan hasil produksi ke konsumen. f. Teknologi dalam hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung pada industri seperti peralatan, mesin, dan lain-lainnya. g. Peraturan dalam hal ini berkaitan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah yang mengatur tentang tata guna lahan termasuk di dalamnya penentuan lokasi industri. h. Lingkungan yang dimaksud berkaitan dengan kepadatan penduduk di sekitar lokasi industri dalam hal ini berkaitan dengan sumber tenaga kerja dan dampak pencemaran lokasi industri terhadap lingkungan. 4. Aglomerasi industri adalah kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok atau pemusatan industri pada suatu wilayah tertentu dengan tujuan agar pengelolaanya dapat optimal. 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis lokasi pertanian antara lain : iklim, jenis tanah atau soil, ketinggian topografi, kemiringan lereng atau kondisi morfologi, ketersediaan air, dan akses jalan. II. BAGIAN 2 1. Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala. (SKOR 2) 2. Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala. Atlas merupakan kumpulan peta yang dibukukan. Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. (SKOR 2) 3. Peta kuantitatif menggambarkan lokasi keberadaan suatu objek beserta besar nilai objek tersebut. Peta kualitatif hanya menggambarkan keberadaan suatu objek di lokasi tertentu. (SKOR 2) 4. Contoh jenis Peta tematik yaitu berupa Peta Persebaran Penduduk Indonesia. (SKOR 1) 5. Kemampuan Pembuat peta harus menguasai 50% pengetahuan geografi, 30% seni, 10% matematika, dan 10% ilmu lainnya yang berhubungan dengan isi peta. (skor 3) 1. Komponen-komponen peta antara lain sebagai berikut. • Judul Peta adalah nama peta yang ingin digambarkan. • Tanda Arah (orientasi) merupakan tanda yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin peta yang bersangkutan. • Legenda merupakan bagian peta yang memuat keterangan simbol-simbol yang digunakan di dalam peta. • Garis Astronomis adalah garis khayal yang mengelilingi bumi, terdiri atas garis lintang (paralel ) dan garis bujur (meridian). • Inset Peta adalah peta kecil yang menggambarkan posisi wilayah yang dipetakan dibandingkan wilayah sekitarnya yang lebih luas. • Tahun Pembuatan dan Sumber Peta • Simbol Peta berfungsi untuk menyederhanakan kenampakan alami objek-objek di muka bumi. • Skala Peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. (skor 5) 2. Perbedaan penggunaan Simbol titik digunakan untuk menggambarkan persebaran suatu fenomena atau objek geografi. Simbol garis digunakan untuk menggambarkan batas administratif ataupun garis kontur. Simbol luas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu data dianggap merata di suatu wilayah tertentu.(SKOR 4) 3. Suatu peta diperbesar 25% dari ukuran sebenarnya. Apabila pada peta sebenarnya memiliki skala 1 : 100.000, hitunglah skala hasil perubahannya 25 % x 100.000 = 25.000. Jadi, skala peta yang baru adalah 1 : 25.000 (SKOR 2) 4. Kesalahan-kesalahan yang ingin dihindari dalam pembuatan peta antara lain bahwa bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan. Begitupun dengan luas dan jarak suatu tempat di permukaan bumi tidak mengalami penyimpangan setelah dihitung menggunakan skala peta. (SKOR 3) 5. Proyeksi yang paling cocok digunakan untuk menggambarkan daerah di sekitar ekuator adalah Proyeksi Silinder. (SKOR 1) III. BAGIAN 3 1. Komponen kelengkapan peta. • Judul Peta adalah nama peta yang ingin digambarkan. • Tanda Arah (orientasi) merupakan tanda yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin peta yang bersangkutan. • Legenda merupakan bagian peta yang memuat keterangan simbol-simbol yang digunakan di dalam peta. • Garis Astronomis adalah garis khayal yang mengelilingi bumi, terdiri atas garis lintang (paralel ) dan garis bujur (meridian). • Inset Peta adalah peta kecil yang menggambarkan posisi wilayah yang dipetakan dibandingkan wilayah sekitarnya yang lebih luas. • Tahun Pembuatan dan Sumber Peta • Simbol Peta berfungsi untuk menyederhanakan kenampakan alami objek-objek di muka bumi. • Skala Peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. 2. Apabila peta berbentuk bola bumi langsung dipindahkan ke dalam bidang datar tanpa proyeksi, hasilnya adalah bidang datar yang terpotong-potong menjadi beberapa bagian, terutama untuk daerah kutub. 3. Tujuan pembuatan peta antara lain untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan tata kota atau permukiman, serta menyimpan data mengenai kenampakan yang ada di muka bumi. 4. Kelebihan penulisan skala angka adalah mudah dibaca karena tertulis angkanya. Adapun kekurangannya adalah apabila terjadi pengecilan atau pembesaran peta, maka skala harus dihitung kembali berdasarkan perbesaran peta tersebut. Angka skala yang terbaru harus ditulis ulang setelah terjadi perubahan. 5. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengubah ukuran peta antara lain dengan cara mekanis, fotografis, dan optis. • Cara mekanis yang mudah dilakukan adalah dengan menggunakan peralatan sederhana seperti pantograph. Hasil pengubahan ukuran peta dengan cara ini sangat tergantung pada kecermatan tangan pekerja di dalam menggerakkan alat. • Cara fotografis biasanya dilakukan dengan menggunakan kamera reproduksi. Hasil pengubahan dengan cara ini biasanya cukup bagus, tetapi biayanya mahal. • Cara optis, termasuk di dalamnya dengan menggunakan mesin fotokopi. Pengubahan ukuran peta dengan cara optis sangat mudah dilakukan. Biayanya pun relatif murah. Namun, perlu diingat bahwa penyimpangan perubahan dengan cara ini cukup besar. BAB 2 Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Keruangan A. BAGIAN 1 1. Perbedaan penginderaan jauh fotografi dan penginderaan jauh non fotografi adalah Variabel/Pembeda Citra Foto Citra Nonfoto Sensor Kamera Non kamera Detektor Film Pita magnetic Proses perekaman Fotografi/kimia Elektronik Mekanisme perekaman Serentak Personal Spektrum elektromagnetik Spektrum tampak Spektrum tampak dan perluasannya, termal dan gelombang mikro 2. Tahapan kerja SIG meliputi - Tahap persiapan, meliputi : kajian kebutuhan, pembuatan peta konsep dan skema peta tematik, menyiapkan peta dasar yang diperlukan, merancang siklus data yang akan dibangun, dan menentukan prosedur kerja dalam pemasukan data ke dalam system computer. - Tahap digitasi peta, yaitu mrmindahkan gambar peta pada kertas menjadi format digital yang dapat dibaca dan diolah oleh computer. - Tahap editing, yaitu proses pengeditan terhadap data baik memperbaiki kesalahan dalam diitasi atau menambah data dan meng-up date data. - Tahap konversi, yaitu tahap penyesuaian koordinat peta yang semula masih dalam koordinat meja ke dalam koordinat UTM. - Tahap anotasi, yaitu tahap dilakukannya pemberian nama terhadap berbagai obyek yang ada pada peta. - Tahap labeling, yaitu pemberian label setiap kenampakan yang ada peta sebagai identitas yang menghubungkan antara data grafis dan data nongrafis. - Tahap analisis data, yaitu tahap pengukuran panjang dan luas pada peta sampai pada penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun untuk menghasilkan peta baru. - Tahap pelaporan atau keluaran data, yaitu berupa tampilan pada layer monitor computer atau dicetak melalui printer atau plotter. 3. Data raster adalah data yang formatnya disajikan dalam sistem grid yang terdiri dari kumpulan sel yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama, sedangkan data vektor adalah data yang formatnya disajikan dalam kumpulan titik dengan koordinat x dan y. 4. Koordinat geografi adalah koordinat yang menggunakan garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinat geografis menggunakan derajat, menit dan detik. Misal 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS. sedangkan koordinat UTM adalah koordinat yang menggunakan perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. 5. Data grafis adalah data yang berbentuk peta-peta contohnya data peta kontur, peta kesesuaian lahan dan data atribut adalah semua informasi bukan grafis yang dapat dijadikan rujukan pada posisi geografis contohnya kepadatan penduduk, data curah hujan dan hasil pengukuran lapangan. B. BAGIAN 2 1. Komponen-komponen dalam sistem penginderaan jauh. • Wahana yaitu kendaraan pembawa alat pemantau. Wahana yang digunakan antara lain pesawat udara, pesawat ulang alik, satelit, dan balon udara. • Sensor adalah alat pengindera yang dipasang pada wahana. Sensor berfungsi sebagai alat perekam objek yang sedang diamati. • Tenaga (sumber energi) dibedakan menjdi dua, yaitu tenaga alamiah berupa sinar matahari dan tenaga buatan. • Objek penginderaan jauh dapat berupa sasaran di bumi, atmosfer, atau ruang angkasa. • Zat Antara (atmosfer) mengandung gas-gas dan partikel yang memengaruhi intensitas pancaran cahaya dari sumber tenaga dan objek yang diamati. • Citra (keluaran/ output) merupakan hasil keluaran atau gambaran yang terekam oleh sensor penginderaan jauh. 2. Langkah-langkah dalam analisis citra digital. • Rektifikasi dan Restorasi Citra. Rektifikasi (pembetulan dan koreksi) data perlu dilakukan terhadap data mentah satelit pada awal pengolahan. Tujuan koreksi adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan geometrik, radiometrik, dan asmoferik. Restorasi atau pemulihan citra bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dan mendapatkan kembali citra yang telah mengalami degradasi atau penurunan ke bentuk citra yang sesuai dengan aslinya. • Penajaman citra. Penajaman citra bertujuan untuk meningkatkan kualitas citra. Melalui proses penajaman, citra yang diperoleh akan lebih mudah diintegrasikan secara visual. • Klasifikasi citra. Klasifikasi citra bertujuan untuk identifikasi, evaluasi, dan klasifikasi pixel dalam satu citra ke dalam kelompok-kelompok. Proses ini hanya didasarkan pada beda nilai spektral. 3. Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan menggunakan sensor kamera.citra foto merupkan hasil pemotretan foto udara. Sedangkan citra non foto merupakan hasil perekaman satelit. Citra non foto merupakan gambaran yang dihasilkan menggunakan sensor bukan kamera. 4. Pemanfaatan hasil penginderaan jauh dapat digunakan dalam berbagai bidang antara lain bidang kehutanan, pertanian, meteorologi, geomorfologi, oseanografi, hidrologi, dan geologi. Pemanfaatan penginderaan jauh dapat dilakukan antara lain untuk keperluan sebagai berikut.  Pemantauan kualitas air, terutama dalam penanganan masalah polusi air di daerah perairan laut atau danau.  Penarikan informasi linier dapat diinterpretasikan dalam bentuk pola garis. Informasi linier ini biasanya digunakan dalam menarik informasi berbentuk struktur garis/ linier dalam citra.  Pemodelan biofisik adalah perekaman data pada kenampakan lingkungan biotik dan gejala yang diukur pada permukaan tanah.  Pengenalan wilayah potensial sebagai tujuan wisata pesisir. Pengenalan wilayah potensial ini dilakukan dengan menganalisis citra satelit.  Dalam bidang hidrologi, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk pemantauan daerah aliran sungai, pemetaan sungai, sedimentasi sungai, pemantauan luas daerah, dan intensitas banjir.  Bidang geofisika. Penginderaan jauh digunakan untuk memetakan distribusi sumber daya alam, hutan, bahan tambang, persebaran debu vulkanik, tumpahan minyak, relief dasar laut, pencemaran laut, pencemaran udara, tutupan awan dan temperatur permukaan, konsentrasi ozon, serta memantau aktivitas gunung berapi. 5. Untuk mengidentifikasi citra baik secara manual maupun secara digital digunakan tujuh karakteristik dasar citra foto sebagai berikut.  Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek yang dapat mempelihatkan kesan benda yang sedang diidentifikasi sesuai dengan kenampakan pada foto udara.  Ukuran berhubungan dengan skala foto. Ukuran kenampakan suatu benda pada citra biasanya dibandingkan dengan ukuran lainnya.  Bayangan dapat mempermudah penafsiran kenampakan suatu objek yang diidentifikasi.  Pola merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek yang sedang diidentifikasi.  Tekstur merupakan perubahan tingkat kecerahan atau kegelapan pada citra.  Rona merupakan tingkat kegelapan atau kecerahan objek yang terekam pada citra hitam-putih.  Situs merupakan posisi suatu objek relatif terhadap objek lainnya. C. BAGIAN 3 1. Adanya peningkatan kebutuhan akan informasi geografis dalam bentuk peta ternyata tidak mampu lagi dipenuhi hanya dengan menggunakan cara-cara konvensional. Selain memakan waktu yang lama dan biaya yang besar, peta yang dibuat dengan cara konvensional juga memiliki kelemahan lainnya. Salah satunya adalah keterbatasan informasi yang bisa disajikan. 2. Melalui penggunaan SIG, akan mempermudah dalam pengolahan data yang berkaitan dengan segala bidang. Hal ini disebabkan kemampuan SIG diantaranya mampu mencari lokasi yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu, menyajikan kecenderungan perubahan atau perkembangan suatu fenomena, mampu menganalisis pola suatu fenomena, mampu membuat model keruangan, serta mampu mencari dan menunjukkan lokasi suatu objek dan memberikan keterangan mengenai obejk tersebut. Karena banyak bidang kehidupan dan disiplin ilmu yang memerlukan informasi tentang ruang dan lokasi. 3. Keuntungan penggunaan SIG adalah memudahkan dan mempercepat pemrosesan data geografis yang berhubungan dengan lokasi. Selain itu, data yang dihasilkan SIG dapat dimanipulasi dengan cepat dan efisien, sehingga dapat diubah kapan saja diperlukan. 4. Tahapan pengolahan data menggunakan SIG yaitu sebagai berikut. • Tahap Persiapan - Kajian kebutuhan - Pemenuhan konsep dan rencana analisis - Merancang siklus basis data • Tahap Pembuatan Peta - Pemasukan data grafis - Tahap editing - Tahap konversi - Tahap anotasi - Tahap pembelian label - Pemasukan data nongrafis • Tahap Analisis - Melakukan penggabungan atau tumpang susun beberapa peta (overlay) suatu daerah dengan skala yang sama. - Penggabungan tersebut menghasilkan suatu peta baru atau peta komposit yang siap dianalisis lebih lanjut sesuai kebutuhan. 5. Manfaat SIG antara lain sebagai berikut. • Bidang pendidikan: menentukan lokasi sekolah, membuat sistem informasi pendidikan, dan sebagai alat bantu pemahaman pada pembelajaran geografi. • Bidang transportasi dan perhubungan: manajemen pemeliharaan dan perencanaan perluasan jaringan transportasi, penentuan jalur transportasi yang efektif, analisis rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, serta inventarisasi jaringan transportasi. • Bidang telekomunikasi: perencanaan, pemeliharaan, dan analisis perluasan jaringan telekomunikasi. • Bidang ekonomi: menentukan lokasi bisnis yang prospektif. • Bidang militer: penyediaan data spasial untuk analisis rute perjalanan logistik dan peralatan perang, pembuatan peta elektronik yang dihubungkan dengan radar yang akan mendeteksi kendaraan-kendaraan ataupun pesawat-pesawat militer musuh sebagai usaha pertahanan negara. BAB 3 Pola Keruangan Desa dan Kota A. BAGIAN 1 1. Tujuan PMD dan modernisasi desa adalah a. Memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola kehidupan yang meonoton sehingga warga desa tidak merasa jenuh. b. Meningkatkan kesejahteraan social ekonomi masyarakat desa. c. Meningkatkan bidang pendidikan. Dengan adanya pembangunan di pedesaan, diharapkan dapat menahan laju urbanisasi yang selama ini menjadi permasalahan kompleks, terutama bagi daerah perkotaan. 2. Teori-teori yang mengemukakan tentang struktur ruang kota antar lain Teori konsentris, teori sektoral,dan teori pusat kegiatan ganda. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan antara lain faktor alam yakni faktor yang berhubungan dengan unsur-unsur alam, faktor penduduk yakni faktor yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas penduduk, dan faktor sosial budaya yakni faktor yang berhubungan dengan pola dan gaya hidup masyarakat, 4. Standar penggunaan lahan di perkotaan meliputi: Standar Lokasi atau standar jarak yakni standar jarak dari tempat tinggal ke prasarana yang ada dan standar itu hanya merupakan petunjuk dan bimbingan, yaitu : No Prasarana Jarak dari tempat tinggal (berjalan kaki) 1 Pusat tempat kerja 20 – 30 menit 2 Pusat kota 30 – 45 menit 3 Pasar lokal ¾ km atau 10 menit 4 SD ¾ km atau 10 menit 5 SMP 1½ km atau 20 menit 6 SMA 20 – 30 menit 7 Tempat bermain anak ¾ km atau 10 menit 8 Tempat olah raga (rekreasi) 1½ km atau 20 menit 9 Taman untuk umum 30 – 60 menit Sumber : Chapin, 1972, dalam Johara T. Jayadinata, 1986 Standar Luas yang sering digunakan di Indonesia dalam perencanaa suatu kota, kepadatan kota sebaiknya antara 80 – 200 jiwa/ha. Jika dianggap setiap keluarga terdiri atas 5 jiwa, maka terdapat 16 – 40 rumah/ ha. Prasarana umum juga memiliki standar luas tertentu, yaitu : No Prasarana Standar luas Tanah per 1000 Penduduk (M2) 1 Balai Kesehatan 200 2 Mushola atau masjid 250 3 Ruang terbuka (taman) 5.000 4 Tempat berolah raga 3.000 5 Tempat bermain anak-anak 1.000 6 Pasar 500 7 Toko 1.000 8 Balai pertemuan 250 Sumber : Ditjen Pembangunan Desa, 1975 dalam Johara T. Jayadinata, 1986 5. Lokasi titik henti dapat dihitung : Pa = 480.000 Pb = 30.000 Jab = 40 km TH ab = Jab  1 +  Pa/Pb TH ab = 40 / 1 + 480000/30000 = 40 / 1 + 4 = 8 km Jadi jarak lokasi titik henti kota A ke kota B adalah 8 km B. BAGIAN 2 1. Perbedaan antara desa dan kota dalam hal kependudukan antara lain terletak pada hubungan sosial masyarakat dimana jika di daerah desa bersifat kekeluargaan sedangkan di kota bersifat individualis. Struktur lapisan sosial di desa bersifat tertutup sedangkan di kota bersifat terbuka. Biasanya di desa, tradisi masih dipegang teguh sedangkan di kota masyarakatnya tidak lagi memegang teguh tradisi. 2. Adanya perbedaan potensi di masing-masing desa menyebabkan adanya perbedaan tingkat perkembangan antara desa-desa tersebut. Berdasarkan tingkat perkembangannya, desa dapat dibedakan atas desa terbelakang, desa sedang berkembang, dan desa maju. Tingkat kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini. • Potensi desa, baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya. • Interaksi desa dengan kota dalam berbagai bentuk, sehingga memacu perkembangan desa. • Lokasi desa, menyangkut jarak antara desa dengan daerah lainnya yang lebuh maju. 3. Beragamnya jenis lapangan pekerjaan yang terdapat di perkotaan menarik penduduk desa untuk bermigrasi ke kota. Selain itu, adanya ketersediaan sarana dan prasarana sosial di kota seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi, olahraga, dan sebagainya juga menarik terjadinya urbanisasi. 4. Struktur ruang desa biasanya lebih sederhana. Sementara, struktur ruang kota lebih beragam dibandingkan desa. Pada kota-kota besar, struktur tersebut lebih kompleks karena jenis aktivitas penduduk juga lebih beragam. 5. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal. 6. Klasifikasi wilayah menurut jenis terutama menekankan kepada jenis (kriteria) tertentu. Pada wilayah ini, fungsi wilayah kurang diperhatikan. Sementara klasifikasi wilayah menurut pengkhususan merupakan daerah tunggal. Wilayah ini memiliki ciri-ciri geografi khusus yang terutama ditentukan oleh lokasi, penduduk, budaya, bahsa, adat istiadat, dan kaitannya dengan daerah lain. 7. Teori Tempat Sentral menurut Christaller, bahwa cara menentukan tempat yang sentral adalah kondisi topografi daerah yang bersangkutan harus homogen agar memudahkan penentuan lokasi pelayanan. Sementara August Losch memberikan pengembangan terhadap teori tersebut, bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasarkan aspek keruangan, yaitu menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Dengan demikian, lokasi kegiatan untuk melayani kebutuhan harus ada pada tempat yang sentral. 8. Walter Christaller mengemukakan Teori Tempat Sentral yang menyatakan bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasrakan aspek keruangan adalah menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Perroux mengemukakan Teori Kutub Pertumbuhan, ia menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya 9. Tujuan RT/RW antara lain sebagai berikut.  Pemerataan pembangunan ekonomi secara nasional.  Membendung arus urbanisasi yang masuk ke Pulau Jawa.  Mencapai delapan jalur pemerataan pembangunan di seluruh tanah air.  Memudahkan koordinasi di setiap wilayah dalam rangka memantau laju pembangunan. 10. Ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal merupakan tiga ciri utama yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kenampakan atau objek yang terekam dalam penginderaan jauh. Ciri spektral dihasilkan oleh interaksi antara benda dengan energi elektromagnetik yang dipancarkan sensor. Ciri spasial merupakan ciri yang berhubungan dengan ruang. Ciri temporal merupakan ciri yang berkaitan dengan umur benda pada saat perekaman. BAB 4 Konsep Wilayah Dan Pusat Pertumbuhan A. BAGIAN 1 1. Pendekatan dalam pewilayahan secara fungsional meliputi analisa arus yakni pendekatan dimana penentuan batas-batas wilayah fungsional berdasarkan arah dan intensitas arus atau interaksi antara wilayah inti dan di luar wilayah intianalisa ini dapat dibedakan menjadi tipe ekonomi, analisa tipe maksud, tipe social dan tipe informasi,dan analisa gravitasional yakni pendekatan yang didasarkan pada asumsi bahwa interaksi dua wilayah memiliki hubungan berbanding lurus dengan “massa” dan berbanding terbalik dengan “jarak”. 2. Fase-fase pertumbuhan suatu wilyah meliputi 4 fase yaitu fase praindustri yakni fase dimana ditandai oleh banyak kota kecil yang tersebar hampir merata di wilayah itu, fase industri awal yakni fase dimana salah satu lota kecil tersebut berkembang lebih cepat dari pada kota kecil lainnya sehingga tumbuh menjadi primate city pada fase ini terjadi perpindahan tenaga trampil dan modal dari daerah pinggiran menuju primate city , fase transisi yakni fase dimana industri yang telah berkembang di primate city masih mendominasi sebagian besar wilayah, tetapi sudah tidak sekuat pada fase industri awal karena di sekitar primate city telah berkembang pusat-pusat pertumbuhan lainnya dan fase integrasi sosial yakni fase dimana di setiap kota telah berkembang sesuai dengan hierarkinya sehingga sudah terbentuk pusat-pusat pertumbuhan lainnya, pada fase ini sudah tidak ditemukan kantong-kantong wilayah yang terbelakang. . 3. Metode penentuan batas wilayah formal adalah metode analisa factor dan analisa bilangan indeks berimbang dan penentuan batas wilayah fungsional dengan pendekatan analisis arus dan analisis gravitasional. 4. Teori tempat sentral menurut Christaller adalah teori mengemukakan bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat sentral misalnya kota yang dipengaruhi oleh range yakni jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan barang kebutuhannya dan threshold yakni jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplay barang. 5. Teori kutub pertumbuhan (growth pole) adalah perkembangan suatu wilayah bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral, tetapi muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatandan intensitas yang berbeda-beda, tempat yang menjadi pusat pembangunan dinamakan kutub pertumbuhan, pusat-pusat pertumbuhan ini berpengaruh terhadap sektor ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. B. BAGIAN 2 1. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dilihat dari aspek fisik, manusia, maupun budaya. Karena itulah potensi masing-masing wilayah adalah beragam. 2. Terdapatnya perbedaan pola atau bentuk perkampungan di Indonesia dengan beberapa negara maju disebabkan oleh luas kepemilikan lahan petani. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa Barat umumnya memiliki pola permukiman terpencar di daerah perkampungan. Umumnya permukiman dengan bentuk seperti ini dihuni oleh petani yang memiliki luas lahan yang besarnya mencapai puluhan hektar dan saling berjauhan satu sama lain. Walaupun tinggal berjauhan atau menyendiri, pertanian yang mereka garap dilengkapi dengan gudang, peralatan pertanian modern, penggilingan, lumbung padi, dan kandang ternak. Jika memerlukan tenaga kerja, mereka dapat memperolehnya dari perkampungan lain yang berpola terpusat. Bila dibandingkan dengan pola perkampungan di Indonesia, rata-rata luas kepemilikan lahan pertanian di Jawa yang hanya 0,25 hektar/petani. Pertanian di Indonesia digarap masih dengan menggunakan peralatan sederhana, banyak yang masih memanfaatkan kerbau. Mereka pun tidak semuanya memiliki alat penggilingan dan lumbung padi sendiri, sehingga harus menyewa ke petani lain. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani Indonesia lebih besar dibandingkan keuntungan yang mereka dapatkan dari penjualan padi tersebut. 3. Dampak permukiman terhadap aspek sosial, ekonomi, dan budaya. • Semakin sempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan, membawa dampak terhadap semakin terbatasnya peluang kerja pada sektor pertanian. • Adat dan kebiasaan serta gaya hidup penduduk kota yang pindah ke desa, sebagian akan ditiru oleh penduduk desa. • Adat dan kebiasaan penduduk kota dan desa tidak selamanya bisa diterima oleh penduduk desa. • Penduduk pendatang dari kota biasanya memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda dengan penduduk desa. • Permukiman baru di daerah pedesaan seringkali terpisah dari permukiman asli. 4. Dampak permukiman terhadap aspek biotik akan mengubah habitat berbagai makhluk hidup yang sudah ada di tempat tersebut. Jika habitatnya telah rusak, maka dapat terjadi beberapa kemungkinan berikut. • Terjadi migrasi beberapa jenis spesies hewan ke habitat lain yang mampu memberikan perlindungan dan makanan. • Adaptasi sejumlah spesies dengan lingkungan baru yaitu lingkungan permukiman. • Semakin berkurangnya jumlah populasi hewan dan tumbuhan tertentu yang tidak mampu beradaptasi pada lingkungannya yang baru karena berkurangnya makanan dan semakin terbatasnya habitat yang sesuai. • Sejumlah spesies mati atau bahkan punah karena hilangnya sumber makanan. • Hilangnya spesies pemangsa seperti ular, harimau, dan hewan lainnya yang dianggap membahayakan manusia. 5. Interaksi antara Kota A dan Kota B dapat dihitung sebagai berikut. IAB = k PA PB (dAB)2 = 1 (2.000) (1.750) (56)2 = 3.500.000 = 1116 3.136 Interaksi antara Kota B dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IBC = k PB PC (dBC)2 = 1 (1.750) (1.500) (47)2 = 2.625.000 = 1188 2.209 Interaksi antara Kota A dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IAC = k PA PC (dAC)2 = 1 (2.000) (1.500) (46)2 = 3.000.000 = 1418 2.116 Jika kekuatan interaksi antara Kota A dengan B dibandingkan dengan Kota B dan C dan Kota A dengan C adalah 1,1 : 1,2 : 1,4. Jadi, kekuatan interaksi Kota A dan C lebih besar dibandingkan Kota A dengan B dan Kota B dan C. C. BAGIAN 3 1. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal. 2. Sistem perwilayahan berdasarkan fenomena geografis. • Penggolongan wilayah menurut keadaan alam dibedakan menjadi tiga, yaitu menurut iklim, relief, dan sebaran vegetasi. A. Penggolongan wilayah menurut iklim, misalnya wilayah tropis dan wilayah subtropis. B. Penggolongan wilayah menurut relief, misalnya wilayah dataran rendah, wilayah dataran tinggi, wilayah pegunungan, dan wilayah pantai. C. Penggolongan wilayah menurut sebaran vegetasi, misalnya wilayah hutan hujan tropis, wilayah sabana, dan wilayah hutan musim. • Penggolongan wilayah menurut tingkat kebudayaan, misalnya wilayah permukiman, wilayah agraris, wilayah pertanian, dan wilayah perkotaan. 3. Teori Kutub Pertumbuhan yang dikemukakan oleh Perroux menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya. 4. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap bidang kehidupan adalah meningkatkan perkembangan ekonomi dalam bentuk memberikan peluang kerja di berbagai sektor dan adanya gerakan atau barang yang berdampak terhadap kemajuan sarana dan prasarana transportasi, perdagangan, dan jasa. Perubahan sosial budaya masyarakat dapat terjadi dalam bentuk adanya motivasi masyarakat untuk berlomba memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi dalam bentuk kompetisi untuk mencari pekerjaan, serta akulturasi dan asimilasi nilai-nilai budaya. 5. Perbedaan perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan jaringan transportasi. Keempat faktor tersebut harus saling berkesinambungan guna mendukung perkembangan suatu wilayah. Jika keempat faktor tersebut tersedia dan memadai, maka wilayah yang bersangkutan dapat berkembang dengan cepat. Sebaliknya, jika keempat faktor tersebut tidak tersedia dan dalam kondisi yang memadai, maka wilayah yang bersangkutan mengalami perkembangan yang lambat. Namun, sebenarnya faktor utama dalam perkembangan suatu wilayah adalah sumber daya manusianya. Contoh Singapura, negara ini tidak didukung oleh kondisi geografis dan sumber daya alam yang memadai, namun sumber daya manusia Singapura sangat berkualitas sehingga mampu mendukung perkembangan negara tersebut. 6. Wilayah Bekasi, Tangerang, dan Depok dahulu merupakan wilayah perdesaan. Namun, dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, maka ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan yang cepat. Berdasarkan Teori Pusat Pertumbuhan dari Perroux, bahwa perkembangan kota Jakarta sebagai pusat pertumbuhan menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Depok. 7. Proses pembangunan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan jaringan transportasi. Wilayah Papua, di Indonesia Bagian Timur mengalami perkembangan yang lambat dikarenakan kondisi geografis dengan bentuk medan yang tidak rata menyebabkan sulitnya pembangunan jaringan transportasi. Selain itu, pengaruh pola kebudayaan masyarakat di Papua masih tradisional yang tertutup terhadap perubahan mengakibatkan daerah tersebut sulit untuk dikembangkan. Tingkat pendidikan, kesehatan, dan ketrampilan masyarakatnya pun masih rendah, apalagi dengan sering terjadinya konflik antarsuku bangsa di Papua menyebabkan terhambatnya pembangunan di wilayah tersebut. BAB 5 Negara Maju dan negara Berkembang A. BAGIAN 1 1. Perbedaan negara maju dan negara berkembang negara maju mempunyai karakteistik meliputi: pertumbuhan penduduk kecil, kegiatan ekonomi berbasis industri dan jasa, sebagian besar penduduknya tinggal diperkotaan, angka harapan hidup, pendapatan rata-rata dan tingkat pendidikan yang tinggi, serta angka kematian bayi yang kecil, negara sedang berkembang mempunyai karakteristik: tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang rendah, tingkat pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi, tingginya tingkat pengangguran, ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer, serta kekuasaan, ketergantungan dan vulnerabilitas dalam hubungan internasional. 2. Pengaruh perindustrian dalam pertumbuhan ekonomi di negara maju, dibeberapa nedara maju sector industri menjadi andalan dalam peningkatan pendapatan negara, bahkan di negara Jerman pendapatan negara mencapai hampir 90 % berasal dari sector industri, hal ini didukung oleh tingkat pendidikan penduduknya yang tinggi, serta kemajuan tehnologi yang ada. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan di Indonesia adalah a. penduduk dan masyarakat b. sumber daya alam dan lingkungan c. tehnologi dan ruang lingkup kebudayaan dan d. perkembangan ruang lingkup internasional 4. Tahap-tahap perkembangan negara menurut WW Rostow meliputi tahap-tahap: a. tahap masyarakat tradisional tahap dimana masyarakatnya masih belum produktif, hidupnya masih menggunakan cara-cara primitif dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh pemikiran yang tidak rasional dan sifatnya turun-temurun ,sistem ekonomi belum berorientasi pada pasar, dan mata pencaharian lebih dominan di sektor pertanian. b. tahap prakondisi untuk lepas landas dimana masyarakat sedang menuju perubahan, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik,mulai mengenal tehnologi untuk meningkatkan produktivitas, ada kecenderungan untuk menabung, kegiatan ekonomi mulai bergeser ke arah kemajuan. c. tahap lepas landas, dimana tahap ekonomi sektor produsi terus berkembang, pertumbuhan ekonomi semakin mantap dan didominasi sektor industri, pendapatan per kapita terus meningkat. d. tahap gerak menuju kematangan dimana pertumbuhan ekonomi berlangsung terus menerus, pemakaian tehnologi oleh masyarakat semakin tinggi, struktur ekonomi se,makin mantap, dan semakin banyak industri modern. e. tahap tingkat konsumsi massa tinggi dimana daya beli masyarakat cukup tinggi sehingga tingkat konsumsi masyarakatnya juga sangat tinggi. 5. Masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan di Indonesia meliputi kualitas penduduk Indonesia, pertambahan penduduk yang tanpa diimbangi dengan pengeluaran ilmu pengetahuan dan tehnologi menimbulkan permasalahan ekonomi yakni tingkat pendapatan yang rendah sehingga tingkat kesejahteraan penduduk juga rendah, kesehatan dimana kondisi kesehatan penduduk Indonesia yang masih rendah, dan pendidikan masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga banyak terdapat pengangguran. B. BAGIAN 2 1. Indikator suatu negara dapat digolongkan sebagai negara maju atau negara berkembang, diantaranya adalah tingkat pendapatan per kapita, tingkat kesehatan, pendidikan, angka harapan hidup, tingkat pertumbuhan penduduk, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan upaya pengolahan sumber daya alam. 2. Selain dilihat dari tingkat pendapatan per kapita juga harus diperhatikan bagaimana kualitas sumber daya manusia dan cara pengolahan sumber daya alam negara yang bersangkutan. 3. Berkembangnya Inggris dan Jerman menjadi negara maju tidak lepas dari tingginya kebudayaan yang dimiliki serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris hingga saat ini. Sementara kekayaan sumber daya alam Jerman, terutama barang tambang, mendukungnya pada kemajuannya saat ini. 4. Kekuatan pemerintahan yang mampu mengontrol pembangunan negara Cina mendorong kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian Cina. 5. Pertanian masih merupakan tulang punggung perekonomian Brasil. Kayu, gula, kakao, karet, kapas, kopi, dan tembakau merupakan hasil utama pertanian dan menjadi komoditas ekspor Brasil. 6. Berdasarkan letak geografisnya, daerah-daerah kota besar merupakan daerah pesisir pantai. Daerah pesisir pantai merupakan posisi yang strategis yang menyebabkan suatu tempat menjadi daerah persinggahan dan akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan, industri dan jasa. 7. Aspek sosial geografi, yaitu kondisi sosial budaya masyarakat Kalimantan masih tradisional sehingga menghambat perkembangan daerah tersebut. UJIAN TENGAH SEMESTER & SEMESTER GANJIL A. BAGIAN 1 1. Inset adalah gambaran peta dengan lebih kecil yang berfungsi sebagai penunjuk lokasi, sedangkan yang dijadikan inset merupakan daerah yang sudah dikenal oleh umum. 2. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras (hadware), perangkat lunak (software), data geografis, dan sumberdaya manusia yang dirancang untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi geografis. 3. Syarat untuk melakukan tumpang susun peta atau overlay peta adalah peta dengan wilayah yang sama, skala peta dan proyeksi peta sama. 4. Manfaat SIG dalam kehidupan sehari-hari antara lain memetakan letak suatu fenomena dan menganalisis karakteristiknya, mencari lokasi yang cocok untuk kegiatan tertentu, dan menganalisis pola kecenderungan dari suatu fenomena, dan dapat membuat model-model yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan keputusan. 5. Komponen dalam sisitem penginderaan jauh meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, sensor, perolehan data, dan pengguna data. 6. Peta dibedakan menjadi khusus atau peta tematik yang terdiri dari dua jenis yakni peta statistik dan peta dinamik dan peta umum atau peta dasar yang berisi informasi topografi secara umum yang dibedakan menjadi peta umum skala besar, peta umum skala menengah atau peta topografi, dan peta skala kecil atau peta chorografi. 7. Macam-macam simbol pada peta menurut bentuknya, dibedakan atas simbol titik, simbol garis dan simbol wilayah, sedang berdasarkan wujudnya, simbol dapat dibedakan atas wujud piktorial (nyata), geometrik, dan huruf. 8. Penginderaan jauh adalah ilmu seni, tehnik untuk memperoleh suatu objek, daerah atau fenomena yang dikaji melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji dengan hasil berupa cetak kertas atau data digital. 9. Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui system proyeksi sedangkan penginderaan jauh cara untuk mendapatkan gambaran objek di permukaan bumi yang terwujud dalam bentuk digital. 10. Pixel adalah sel-sel penyusun gambar  Overlay adalah proses tumpang susun beberapa peta yang mempunyai wilayah, skala dan proyeksi peta yang sama untuk menghasilkan peta yang baru.  Citra adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan.  Asosiasi adalah ciri-ciri tertentu pada objek. B. BAGIAN 2 1. Unsur-unsur peta menurut kaidah geografis meliputi: a. Judul Peta Judul peta menggambarkan isi dan tempat daerah yang digambarkan, serta fungsi peta yang bersangkutan. b. Petunjuk Arah (Orientasi Peta) Petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang menunjukkan arah mata angin, biasanya bagian atas pada peta adalah arah utara. c. Skala Peta Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik yang terdapat pada peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan secara horizontal atau mendatar. d. Garis Astronomi Garis astronomi adalah garis yang menunjukkan suatu lokasi berada berdasarkan garis bujur dan garis lintang atau koordinat UTM. e. Legenda atau Keterangan Legenda adalah keterangan symbol-simbol pada peta agar mudah dimengerti oleh pengguna atau pembaca peta. f. Inset atau Peta Indeks Inset adalah gambaran peta dengan lebih kecil yang berfungsi sebagai penunjuk lokasi, sedangkan yang dijadikan inset merupakan daerah yang sudah dikenal oleh umum. g. Sumber Data dan Tahun Pembuatan Sumber data dan tahun pembuatan ini dimaksudkan supaya pembaca mengetahui asal data dan waktu peta tersebut dibuat. 2. Peta umum adalah peta yang menggambarkan wilayah muka bumi tertentu beserta objek yang ada baik alami maupun budaya sedangkan peta tematik adalah peta yang menggambarkan satu jenis kenampakan, objek, atau fenomena tertentu baik fisik maupun sosial. 3. Macam-macam proyeksi peta meliputi: a. Proyeksi Azimuthal (bidang datar), yaitu memproyeksikan salah satu bagian permukaan globe pada bidang datar. Antara globe dengan bidang datar tersebut terdapat satu titik singgung. Proyeksi ini digolongkan menjadi 3, yaitu : proyeksi azimuthal gnomonis (sentral), proyeksi azimuthal stereografis, dan proyeksi azimuthal orthografis. b. Proyeksi silinder, yaitu dilakukan dengan menyelubungkan kertas kepada globe sehingga kertas tersebut berbentuk silinder. Proyeksi ini cocok untuk menggambarkan peta pada daerah ekuator. Proyeksi ini digolongkan menjadi 3, yaitu : proyeksi mercator, proyeksi transverse mercator (TM), dan proyeksi universal tarnsverse mercator (UTM). c. Proyeksi kerucut, yaitu dilakukan dengan menempelkan kerucut pada globe, maka akan bersinggungan dan merupakan satu paralel standar dengan skala = 1. Proyeksi ini sangat baik untuk menggambarkan peta daerah sekitar ekuator. Proyeksi ini digolongkan menjadi 3, yaitu : proyeksi kerucut konform, proyeksi ekuivalen dan proyeksi pseudo kerucut. 4. Jarak kota A ke kota B adalah 100.000 x 15 = 1500.000 cm atau 15 km 5. Macam-macam peta tematik antara lain : a. peta geologi yakni peta yang menggambarkan berbagai jenis batuan dan bahan induknya pada wilayah tertentu b. peta kepadatan penduduk yaitu peta yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas wilayahnya. c. Peta curah hujan, yaitu peta yang menggambarkan tebal hujan di suatu tempat baik harian, bulanan maupun tahunan. d. Peta tanah, yaitu peta yang menggambarkan kondisi tanah di suatu tempat. e. Peta transportasi yakni peta yang antara lain menggambarkan jalur lalu lintas darat, laut, atau udara pada wilayah tertentu. f. dll 6. Simbol piktorial adalah suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan. Simbol geometrik adalah simbol dengan menggunakan gambar bangun matematika, seperti lingkaran, segitiga, dan persegi panjang. Sedangkan simbol huruf biasanya dapat menggunakan huruf awal atau inisial dari data yang akan ditampilkan, bahkan menggunakan angka. Contoh : misal untuk batas wilayah i. Simbol piktorial, ii. Simbol geometric, ΔΔΔΔΔΔΔΔΔ iii. Simbol huruf, bbbbbbb 7. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Sifat-sifat garis kontur, yaitu : a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak akan bercabang. b. Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal. c. Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah d. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°. Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat. e. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar dinamakan PASS. 8. Peta mental adalah bentukan ruang yang terbentuk dalam benak setiap individu sebagai hasil interaksi secara kontinyu dengan lingkungan. 9. Berdasarkan faktor lokasi industri dibedakan menjadi a. Lokasi industri berdasarkan terdapatnya bahan baku yaitu industri yang lokasinya lebih mendekati sumber bahan baku. b. Lokasi industri berdasarkan sumber tenaga (energi), yaitu industri yang lokasinya lebih mendekati sumber tenaga (energi) seperti tenaga angin, air, listrik, matahari uap, panas bumi dan lain-lain. c. Lokasi industri berdasarkan pasar, yaitu industri yang lokasinya memperhatikan pasar dan selalu mengikuti trend dari pasar dan iklan disebarluarkan untuk mengetahui selera pasar. d. Lokasi industri berdasarkan terdapatnya tenaga kerja, yaitu industri yang lokasinya memperhatikan terdapatnya tenaga kerja biasanya berupa industri padat karya yang banyak mempekerjakan orang baik berupa tenaga kerja terampil maupun kasar. e. Lokasi industri berdasarkan biaya angkutan (transportasi), yaitu industri yang lokasinya memperhatikan kelancaran transportasi baik unjtuk mendatangkan bahan baku maupun untuk mengangkut hasil produksi. 10. Industri dasar adalah industri yang pengolahannya menggunakan peralatan modern, modal yang cukup besar, tenaga ahli dan tenaga terampil, serta sistem manajemen modern dengan peralatan kantor yang modern juga. Contoh : industri makanan, industri tekstil, industri pengalengan dan lain-lainnya. C. BAGIAN 3 1. Zona-zona struktur kota dalam teori konsentrik meliputi zona CBD, Zona peralihan atau zona transisi, zona permukiman proletar atau sederhana, zona permukiman kelas menengah, zona permukiman elit, dan zone penglaju. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi meliputi adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity), adanya kesempatan untuk berinteraksi (intervening opportunity), dan adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). 3. Dampak pembangunan permukiman di perkotaan antara lain dampak terhadap lingkungan fisik seperti meningkatnya konsumsi air, meingkatnya polusi udara, dan bergesernya tanah pertanian sehingga tanah subur akan berkurang, dampak terhadap lingkungan biotic menjadi berkurangnya keanekaragaman tumbuhan dan binatang, serta dampak pada lingkungan social ekonomi seperti munculnya permukiman-permukiman kumuh 4. Pengaruh positif yang ditimbukan adanya interaksi desa dan kota a. Meningkatnya pengetahuan penduduk karena semakin banyaknya lembaga pendidikan baik formal maupun non formal b. Terbukanya jalur transportasi antara desa dan kota sangat meningkatkan frekuensi hubungan social ekonomi c. Semakin banyaknya tehnologi yang masuk ke desa terutama tehnologi tepat guna dalam bidang pertanian d. Peningkatan kuantitas dan kualitas kewirausahaan e. Berkembangnya organisasi –organisasi social Pengaruh negatif yang ditimbukan adanya interaksi desa dan kota a. Modernisasi kota yang membawa pengaruh negatif terhadap budaya agrais di desa b. Informasi peluang kerja yang mendorong warga desa untuk pergi ke kota c. Berkurangnya lahan pertanian karena pola tata guna lahan pedesaan d. Meningkatnya polusi karena terbukanya jalur transportasi 5. Interaksi antara Kota AB IAB = k (PAPB/(dAB)2) = 1 ((12.000 x 15.000)/(25)2 = 288.000 Interaksi antara Kota AC IAC = k (PAPC/(dAC)2) = 1 ((12.000 x 10.000)/(70)2 = 24.289 Interaksi antara Kota BC IBC = k (PBPC/(dBC)2) = 1 ((15.000 x 10.000)/(60)2 = 41.666 6. Generalisasi wilayah adalah suatu proses atau usaha untuk membagi permukaan bumi atau bagian dari permukaan bumi tertentu menjadi beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor tertentu yang dianggap kurang penting atau kurang relevan guna menonjolkan unsur-unsur tertentu sedangkan klasifikasi wilayah adalah usaha untuk mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu berdasarkan kriteria tertentu. 7. Kutup pertumbuhan (growth pole) adalah pertumbuhan suatu wilayah yang berkaitan dengan konsep ekonomi sedangkan pusat pertumbuhan (growth center)adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi perkembangan lain disekitarnya. 8. Berdasarkan pertumbuhannya kota dapat dibedakan menjadi : a. Stadium pembentukan inti kota yakni tahap dimana pembentukan kawasa pusat bisnis atau Central Bussines Distric, b. Stadium formatif yakni tahap dimana inti kota mulai berkembang seiring dengan perkembangan industri dan tehnologi c. Stadium modern yakni tahap dimana kenampakan kota jauh lebih kompleks , yang ditandai dengan munculnya gejala penggabungan antarpusat kegiatan. 9. Delimitasi adalah cara-cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk tujuan tertentu yang dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif 10. Pembagian wilayah pembangunan di Indonesia meliputi a. Wilayah Pembangunan Utama A dengan pusat di Meda dibagi menjadi: i. Wilayah Pembangunan I, meliputi Aceh dan Sumatera Utara pusatnya di Medan ii. Wialah Pembangunan II, meliputi Sumatera Barat dan Riau pusatnya di Pekan Baru b. Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat di Jakarta dibagi menjadi: i. Wilayah Pembangunan III, meliputi Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu pusatnya di Palembang ii. Wilayah Pembangunan IV, meliputi Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY pusatnya di Jakarta iii. Wilayah Pembangunan VI, meliputi Kalimantan Barat pusatnya di Pontianak c. Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat di Surabaya dibagi menjadi: i. Wilayah Pembangunan V, meliputi Jawa Timur dan Bali pusatnya di Surabaya ii. Wialah Pembangunan VII, meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pusatnya di Balikpapan d. Wilayah Pembangunan Utama D, pusatnya di Ujung Pandang dibagi menjadi: i. Wilayah Pembangunan VIII, meliputi NTB, NTT, Sulawasi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Timor Timur pusatnya di Ujung Pandang ii. Wialah Pembangunan IX, meliputi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara pusatnya di Menado iii. Wilayah Pembangunan X, meliputi Maluku dan Irian Jaya, pusatnya di Sorong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar