Tatkala kita berurusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita tidak berurusan dengan mahkluk logika, kita berurusan dengan mahkluk penuh emosi, mahkluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong.
Jumat, 16 Maret 2012
RAHASIA SUKSES DENGAN MEMANFAATKAN HUKUM-HUKUM SEMESTA ALAM
HUKUM-HUKUM UNIVERSAL YANG BERLAKU DI ALAM SEMESTA
1. Kita hidup di dunia di mana segala sesuatunya berhubungan, terhubung, dan tersambung dengan segala sesuatu yang lain.
Semua yang kita pikirkan, kita lakukan, kita rasakan, serta kita percaya, mempengaruhi pihak lain dan lingkungan di sekitar kita.
2. Segala sesuatu bergetar dan memiliki frekuensi tertentu, ini berlaku tidak hanya pada apa yang bisa kita amati dengan mata telanjang, tetapi juga pada apa yang tidak kasat mata seperti suara, bau, cahaya, bahkan juga pikiran kita, perasaan kita, tindakan kita, kemauan kita, segala bentuk emosi kita, sehingga apa yang kita "pancarkan" dari dalam diri kita ini juga akan ditangkap oleh mereka yang berada di sekitar kita.
Apapun yang kita "pancarkan" ini akan bertemu dengan pikiran dan tindakan yang berfrekuensi sama.
Selain segala sesuatu di alam ini pada dasarnya memiliki vibrasi atau frekuensi tertentu, dia juga bergerak, bergetar dan berpindah tempat dengan pola melingkar. Karenanya, segala frekuensi kita ini akan kembali ke kita lagi pada akhirnya.
3. Apa yang berlaku di luar diri kita, apa yang tampak, atau yang terjadi di kehidupan fisik kita, pasti sesuai dengan apa yang terjadi di dalam diri (di dalam benak, hati dan pikiran kita).
Dengan kata lain, apa yang terjadi pada kita , semua tindakan kita, kata-kata kita, adalah cerminan dari isi pikiran kita.
4. Semua yang terjadi pada kita ini terjadi akibat adanya suatu sebab. Tidak ada kebetulan, tidak ada "kecelakaan", atau ketidak-sengajaan.
Untuk setiap tindakan akan ada reaksi (aksi balik) atau konsekuensinya, dan kita hanya "memetik apa yang telah kita tanam saja", tidak lain.
5. Segala sesuatu yang kita lakukan ada balasannya, balasan yang setimpal (sebanding).
6. Untuk bisa memberi harus ada yang menerima, untuk bisa menerima harus ada yang memberi.
kita pasti akan diberi upah yang layak, yang baik, yang sepantasnya untuk semua perbuatan baik kita.
Di sisi lain, hukum ini juga menggariskan bahwa kita juga dituntut untuk mau membayar atas pekerjaan baik orang lain yang diberikannya kepada kita.
7. Kita bisa "menarik" hal-hal, kejadian-kejadian, orang-orang tertentu dalam kehidupan kita.
8. Pikiran, perasaan, emosi dan tindakan kita menciptakan energi atau frekuensi tertentu yang kemudian "menarik" energi atau frekuensi yang serupa dengannya ke dalam kehidupan kita.
"Dunia" (kehidupan) ini adalah sebuah cermin besar. Ia hanya memantulkan kembali gambaran dirimu yang sebenarnya. Bila kau adalah seorang yang penyayang, ramah, suka menolong, maka "dunia" juga akan menyayangimu, ramah terhadapmu dan selalu menyediakan pertolongannya bila kamu memerlukan bantuan.
9. Segala sesuatu terjadi atau terwujud karena adanya pikiran yang mendahuluinya terlebih dahulu.
Menurut Hukum Pengharapan ini, sebelum sesuatu muncul dalam realitas hidup kita, kita pasti mendahuluinya dengan dengan sebuah harapan (expectation) lebih dahulu. Sesuatu akan terjadi (atau tidak terjadi) berdasarkan harapan kita tersebut.
10. Segala sesuatu menuntut adanya tindakan dari kita apapun itu. Tidak cukup kita hanya "memancarkan" keinginan kita lalu duduk berdiam diri menunggu datangnya keinginan tersebut.
Tindakan kita tersebut bisa apa saja bentuknya, bisa meminta, bisa bersyukur dengan yang telah ada, bisa menjalani hidup seperti biasa, tetapi tetap harus ada tindakan, dan tindakan tersebut harus mendukung serta sejalan dengan pikiran, emosi dan keinginan kita.
11. Kita semua (umat manusia) pada dasarnya mengetahui jauh lebih luas, jauh lebih banyak daripada apa yang bisa kita lihat, kita dengar dan kita pegang, atau kita cerna hanya dari panca indera dan pengetahuan terbatas kita.
Jiwa kita, esensi kita, mata hati kita, sebenarnya sudah mengetahui jauh lebih banyak dari semua yang bisa dicerna indera ini karena pada dasarnya kita semua terhubung dengan Sang Khalik melalui 'mata hati' kita tersebut.
12. Energi tidak pernah berhenti berubah bentuk ini memberi kesempatan kepada semua orang untuk bisa mengubah kondisi kehidupannya setiap saat mereka merasa ada yang perlu diubah atau diperbaiki.
Semua orang memiliki kekuatan ini karena semua orang memiliki energi (mereka terbentuk oleh energi).
Kekuatan untuk melakukan segala sesuatu tidak datang dari luar diri seorang manusia, melainkan dari dalam dirinya sendiri
13. Segala sesuatu itu bersifat relatif atau nisbi, atau hanya bisa diukur bila dibandingkan dengan sesuatu yang lain. Dan bahwa ukurannya bisa berubah tergantung dengan apa ia dibandingkannya
14. Segala sesuatunya berada di atas sebuah kontinum dengan dua kutub atau ujung yang memiliki frekuensi berlawanan. Bila satu ujung positif maka ujung yang lainnya negatif.
Segala sesuatu memiliki lawan atau kondisi sebaliknya. Bagaikan sekeping koin yang memiliki dua sisi berbeda.
15. Energi atau frekuensi mengikhlaskan dan mencintai, karenanya energi pemaafan ini bisa menghapus semua energi negatif yang berasal dari keinginan untuk membalas dendam.
16. Hukum Menerima segala sesuatu dengan Ikhlas.
Penerapan ke semua hukum universal sukses sebelumnya hanya akan menghasilkan efek positif sebagaimana yang kita inginkan bila kita tidak meninggalkan yang satu ini.
Ibaratnya keseluruhan hukum universal sukses ini adalah sebuah mesin, maka hukum the Law of Allowing atau Hukum Menerima ini adalah olinya, yang membuat semua bagian mesin tersebut berjalan dengan lancar, "smooth", tanpa friksi atau gesekan yang merusak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar